Sabtu, 18 Februari 2012

Free Ebook PDF Transkrip Terjemah Muhadhoroh Syaikh Albany "Hadzihi Da'watuna!!"

| Sabtu, 18 Februari 2012 | 2 komentar

Transkrip Terjemah Muhadhoroh Syaikh Albany


Saya berterima kasih kepada saudara saya, Ustadz Ibrahim, untuk sambutan dan pujiannya. Dan tidak ada yang dapat saya katakan untuk menjawabnya kecuali mengikuti contoh dari Khalifah pertama Abu Bakar As-Siddiq _, yang benarbenar merupakan khalifah pertama Rasulullah _ dengan haq.


Namun meskipun demikian, ketika dia mendengar seseorang memujinya dengan sesuatu kebaikan dan dia percaya bahwa pujian ini, tanpa melihat darimana asalnya, telah dilakukan secara berlebih-lebihan –dan ini pada saat dia menjadi Khalifah Rasulullah _ dan berhak atasnya –meskipun begitu- (tangisan beliau terdengar sesaat)- meskipun begitu, ia akan berkata: “Ya Allah, jangan bebankan tanggung jawab terhadapku atas apa yang mereka katakan (tentang diriku).

Dan jadikanlah aku lebih baik dari anggapan mereka (tentang seperti apa diriku). Dan maafkanlah aku atas apa-apa yang tidak mereka ketahui (tentang diriku).” Ini apa yang dikatakan oleh seorang besar As-Siddiq. Lalu apa yang akan dikatakan orang-orang setelahnya? Saya berkata, mengikuti apa yang dilakukannya, “Ya Allah, jangan bebankan tanggung jawab kepadaku atas apa yang mereka katakan (tentang diriku). Dan jadikanlah aku lebih baik dari anggapan mereka (tentang diriku). Dan maafkanlah aku atas apa yang tidak mereka ketahui (tentang diriku).”

Saya akan menambahkan dengan mengatakan bahwa saya bukanlah seseorang yang digambarkan seperti yang baru saja anda dengarkan dari saudara kita yang mulia, Ibrahim. Saya hanyalah seorang penuntut ilmu, bukan yang lainnya. Dan adalah kewajiban setiap penuntut ilmu untuk mentaati hadits dari Nabi _: “Sampaikanlah dariku meskipun satu ayat. Dan beritakan dari (kisah) Bani israel tidak mengapa. Dan barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah dia menyiapkan tempat duduknya dineraka.” Diriwayatkan oleh Bukhari, Kitab Ahaadiitsul Anbiyaa, Bab 50 Maa Dzukira Ann Bani Israiil, hadits nomor 3461

Maka berdasarkan hadits ini dan menaati nash nabawiyyah, sebagaimana nash lain dari Kitabullah dan hadits Rasulullah _, kami melaksanakan tugas menyampaikan kepada manusia apa yang mereka tidak mengetahuinya. Namun hal ini tidak berarti bahwa kami telah berubah menjadi sesuatu seperti apa yang terdapat dalam prasangka baik saudara-saudara kami terhadap diri kami.

Persoalannya tidak demikian. Inilah kenyataannya yang saya rasakan dalam lubuk hati. Kapanpun saya mendengarkan perkataan ini, Saya diingatkan pada sebuah peribahasa lama, yang terkenal di kalangan para ulama: “Sesungguhnya seekor bughath (burung kecil) di tanah kita telah berubah menjadi elang.”

Sebagian orang tidak menyadari apa yang dimaksudkan dalam kalimat peribahasa ini. Bughath adalah seekor burung kecil yang tidak berharga –tetapi burung kecil ini menjadi seperti seekor elang dalam pandangan orang-orang- karena ketidaktahuan mereka…

Peribahasa ini benar mengenai banyak orang yang menyeru (berdakwah) kepada Islam, apakah di atas kebenaran, atau di atas kekeliruan dan kebohongan. Tetapi Allah mengetahui bahwa seluruh negeri Muslim hampa –kecuali untuk sangatsangat sedikit orang- dimana adalah benar jika dikatakan mengenai mereka “Dia dan dia adalah ulama.” Sebagaimana yang terdapat dalam hadits shahih, diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari di dalam Shahih-nya, dari Abdullah bin Amr bin Al- ‘Ash _ yang berkata: Rasulullah _ bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dari dada para ulama, tetapi Dia akan mencabut ilmu dengan mematikan para ulama. Sampai tidak tersisa seorang ulama –inilah intinya- sampai tidak tersisa ulama, orang-orang akan mengambil pemimpin yang bodoh yang akan ditanyadan memberikan fatwa tanpa ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan.” Shahih Bukhari, Kitab Al-Ilm, Bab Kaifa Yuqbadhu Al-Ilm 1:94, Shahih Muslim, Kitab Al-Ilm, Bab Raf'i Al-Ilm wa Qabdhihi wa Zhuhuri Al-jahl wa Al-Fitan 16: 223-224)

Ketika Allah hendak mengambil ilmu, Dia tidak akan mencabutnya dari dada para ulama, seolah para ulama menjadi seperti seseorang yang tidak pernah belajar sesuatu sejak awal. Ini bukanlah dari Sunnah (cara) Allah ketika Dia berurusan dengan hamba-Nya, khususnya hamba-Nya yang shaleh –mengambil ilmu yang telah mereka tuntut karenaAllah ‘azza wa jall… Allah benar dan adil dalam kekuasaan- Nya –Dia tidak mencabut ilmu dari dada para ulama. Adalah dari Sunnah Allah terhadap mahluk-Nya bahwa Dia mengambil ilmu dengan mengambil para ulama (yakni mematikan mereka), seperti yang Dia lakukan terhadappenghulu para ulama dan para Nabi dan para Rasul, Muhammad _.

“…Sampai tidak tersisa ulama, orang-orang akan mengangkat pemimpin yang bodoh, yang akan ditanya dan memberikan fatwa tanpa ilmu. Sehingga mereka sesat dan menyesatkan.”

Hal ini tidak berarti bahwa Allah akan membiarkan bumi kosong dari ulama, yang melaluinya hujjah Allah dapat ditegakkan atas hamba-hamba-Nya, namun itu berarti semakin berlalunya waktu, semakin berkurang pula ilmu. Dan kita akan terus berada dalam keadaan seperti ini dengan ilmu yang semakin berkurang dan sedikit, sampai tidak terdapat lagi di muka bumi ini seseorang yang berkata: “Allah Allah”.

Anda sering kali mendengarkan hadits ini, dan ini adalah hadits shahih.

“Hari kiamat tidak akan terjadi ketika masih ada orang di muka bumi ini yang mengucapkan ‘Allah Allah’.” HR Muslim

Seperti orang-orang yang disebutkan di bagian akhir hadits tersebut “sampai tidak tersisa ulama, orang-orang akan mengangkat pemimpin yang bodoh” dan para pemimpin itu yang menafsirkan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan penafsiran yang bertentangan dengan apa yang para ulama – saya tidak akan berkata mereka yang berada di masa lalu saja – berada di atasnya. Karena sesungguhnya mereka telah menggunakan hadits ini “Allah Allah” sebagai dalil dibolehkannya, bahkan mereka menganjurkan berdzikir kepada Allah dengan satu kata – Allah, Allah, Allah dan seterusnya (sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Sufi).

Dengan demikian tidak ada seorang pun yang tertipu atau tidak menyadari ketika mendengar hadits ini dengan penafsiran keliru tersebut. Saya pikir hal ini pantas, meskipun secara tidak sengaja, untuk mengingatkan saudara-saudara kita disini bahwa penakwilan ini batil, pertama-tama karena penjelasan hadits ini terdapat didalam riwayat lain dari hadits Rasulullah _. Dan kedua, jika penafsiran ini benar, tentu telah ditunjukkan dalam perbuatan para pendahulu kita yang shaleh (Salaf As-Shaleh), radhiallahu anhum. Maka jika mereka tidak melakukannya – penolakan mereka bertindak atas penafsiran ini menunjukkan kepalsuan penafsiran seperti ini. Maka bagaimana dengan anda jika riwayat lain ditambahkan, dan intinya, sebagaimana yang biasa dikatakan, bahwa Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan hadits ini dalam Musnad-nya dengan sanad yang shahih, dengan lafazh:“Hari kiamat tidak akan terjadi selama masih ada orang di muka bumi yang mengucapkan ‘laa ilaaha illa Allah.”

Maka inilah yang dimaksudkan dalam hadits pertama, dimana kata ‘Allah’ ditunjukkan dalam pengulangan. Intinya adalah bahwa pada hari ini, bumi ini hampa dari para ulama yang biasa mengisi dunia dengan keberadaan ilmunya dan akan menyebarkannya diantara manusia. Maka pada hari ini seperti kata pepatah: “Ketika dihitung mereka sangat sedikit Namun sekarang mereka lebih sedikit dari yang sedikit itu” Kita berharap kepada Allah ‘azza wa jall, Dia menjadikan kita diantara para penuntut ilmu yang benar-benar mengambil dari contoh para ulama dan yang secara jujur mengikuti jalan mereka. Inilah apa yang kita harapkan dari Allah ‘azza wa jall – bahwa Dia menjadikan kita diantara para penuntut ilmu yang mengikuti jalan mereka, yang mana Rasulullah _ bersabda mengenainya, “Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu, Allah akan memudahkan jalan baginya menuju Surga.” HR Muslim dari Abu Hurairah _

Hal ini membawa kita untuk membahas mengenai ilmu, yang telah disebutkan di banyak tempat di dalam Al-Qur’an, seperti firman Allah: “Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS Az-Zumar : 9)

Dan firman Allah: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS Al-Mujadilah : 11)

Nah demikian cuplikannya.. silahkan download disini :


Server 2 Untuk Download Klik Gambar dibawah ini :



Ditulis Oleh : Unknown ~ Blog Pribadi Abu Iram Al-Atsary

Selamat, Anda sedang membaca artikel saya yang berjudul Free Ebook PDF Transkrip Terjemah Muhadhoroh Syaikh Albany "Hadzihi Da'watuna!!" - Artikel ini diposting oleh Unknown pada hari Sabtu, 18 Februari 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Jangan lupa like ke akun facebook anda untuk berbagi - Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui Buku Tamu Kami. By. Abu Iram Al-Atsary.

2 komentar:

'Abdullah mengatakan...

jazaakallahu khairan untuk ebook nya :)

Unknown mengatakan...

Wa anta jazaakallahu khoir, semoga bermanfaat ;;)

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda Disini:

 
© Copyright 2010. yourblogname.com . All rights reserved | yourblogname.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com