Sabtu, 18 Februari 2012

Fatwa Lajnah Daaimah No. 782

| Sabtu, 18 Februari 2012 | 0 komentar

  • Pertanyaan Ketiga, Fatwa no 782.

    Pertanyaan:
    Kami memiliki anak-anak dan kami menginginkan mereka bertafakkur tentang apa yang telah Allah subhanaahu wata’aala ciptakan. Apakah yang menahan tanah yang ada di permukaan air yang mencegahnya jatuh ke dalam air?
     
    Dan mereka berkata bahwa: “Bumi ini terdiri dari tujuh lapisan dan ada penduduknya pada masing-masing lapisan”. Di antara klaim yang mereka kira adalah bahwa: “Salah satu lapisan bumi lebih panas daripada neraka. Ini adalah tempat di mana Allah menempatkan jiwa-jiwa orang berdosa dan orang-orang kafir”. Mereka juga mengklaim bahwa dua malaikat yakni Harut dan Marut sedang dihukum di bawah bumi. Tolong, beritahu kami tentang hukuman yang mereka dapatkan! Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan ".

    Jawab:
    Pertama: Tidak ada tanah di atas permukaan air ini jawaban bagi Anda yang bertanya tentang apa yang mencegahnya agar tidak jatuh ke dalam air. Hanya udara dan langit yang berada di atas air. Semua ciptaannya dalam genggaman dan semua tampat berada dalam Kemahakuasaan Allah Ta’ala.
    Allah Ta’ala berfirman:
    إِنَّ اللَّهَ يُمْسِكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ أَنْ تَزُولَا وَلَئِنْ زَالَتَا إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ
    Artinya: “Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah.” (QS. Faathir: 41).

    Adapun maksud dari kata “Menahan” adalah rahasia Allah atau biarkan saja Allah Yang Maha Pencipta yang mengetahui maknanya dan sebab-sebabnya. Inilah yang diketahui dari para ulama dan selainnya adalah sebagai “sunnah kauniyyah”. Sebagaimana hadits dalam Shahih al-Bukhari dari sahabat ‘Ali radhiyallahu ‘anhu:
    حدثوا الناس بما يعرفون أتريدون أن يكذب الله ورسوله
    Artinya: “Berbicaralah kepada manusia dengan bahasa yang dapat mereka pahami ! Apakah kalian suka jika Allah dan Rasul-Nya didustakan?” (HR. Al-Bukhari no 127).

    Kedua: Allah menyatakan bahwa bumi terdiri dari tujuh lapisan. Allah berfirman:
    اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ
    Artinya: “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi” (QS. Ath-Thalaaq: 12).
    Dan para ulama berkata dengan ijtihad mereka: “Diantara setiap lapisannya terdapat udara. Dan pada setiap lapisannya dihuni oleh makhluk-makhluk ciptaan Allah”. Mereka berdalil dengan firman Allah Ta’ala:
    يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
    Artinya: “Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,” (QS. Ath-Thalaaq: 12).

    Dan sebagian ulama yang lainnya berkata: “Bahwasanya tujuh lapis bumi itu berdekatan satu sama lainnya.” Mereka berdalil dengan hadits:
    مَنِ اقْتَطَعَ شِبْرًا مِنَ الْأَرْضِ ظُلْمًا، طَوَّقَهُ اللهُ إِيَّاهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِينَ
    Artinya: “Barangsiapa mengambil sejengal tanah saudaranya dengan zhalim, niscaya Allah akan menghimpitnya dengan tujuh lapis bumi pada hari Kiamat.” (Mutafaqqun ‘alaih).

    Ketiga: (Sijjin) adalah masalah Ghaib, kita harus menahan diri berbicara tentang hal ini kecuali dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah dalam Kitab-Nya atau oleh Rasul-Nya –shallallahu ‘alaihi wasallam-. Allah berfirman:
    كَلَّا إِنَّ كِتَابَ الْفُجَّارِ لَفِي سِجِّينٍ .وَمَا أَدْرَاكَ مَا سِجِّينٌ .كِتَابٌ مَرْقُومٌ.
    Artinya: “Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin. Tahukah, kamu apakah sijjin itu?. (Ialah) kitab yang bertulis. ” (QS. Al-Muthaffifiin: 7-9).

    Kita wajib beriman dengan hal ini dan tanpa ada penambahan kata-kata dari diri kita, jika tidak, kita mungkin jatuh ke dalam larangan Allah, sebagaimana firman-Nya:
    وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ.
    Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.” (QS. Al-Israa’: 36).

    Keempat: Harut dan Marut adalah dua malaikat yang Allah turunkan untuk menguji hamba-Nya. Mereka mentaati Allah dan tidak melakukan kecuali apa yang telah Dia perintahkan kepada mereka untuk melakukannya. Allah memiliki hak untuk menguji hamba-Nya menurut kehendak-Nya, dengan apa pun yang Dia kehendaki. Tidak ada yang dapat menghentikan-Nya atau keputusan Hukum-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
    وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ.
    Artinya: “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.” (QS. Al-Baqarah: 102).

    Adapun perkataan bahwa mereka adalah dua malaikat tapi kemudian berubah menjadi dua orang, karena mereka tidak menaati Allah dengan melakukan dosa, kemudian mereka ditolak masuk ke dalam Surga dan dihukum di dunia dengan hukuman digantung dengan menggunakan rambut mereka dan lain-lainnya, ini tidak lebih kisah dari perkataan dusta. Setiap Muslim wajib menolak  perkataan dusta ini. Dan sungguh harus menghindari membaca kitab-kitab, seperti Kitab Bada-i’ Az-Zuhuur fiy Waqqa-i’ Ad-Duhur.  Karena sesungguhnya penulis buku tersebut dan selainnya adalah mereka yang mengedarkan perkataan dusta seperti ini. Wallahu a’lam.

    Semoga Allah memberikan Taufiq dan semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, Keluarga dan para Sahabatnya.

    Lajnah Ad Daaimah Lilbuhuutsil 'Ilmiyyah Wal Iftaa (Komite Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa)
    Wakil Ketua: ‘Abdur Razzaq ‘Afiifiy
    Anggota : ‘Abdullah bin Ghadayyan
    Anggota: ‘Abdullah bin Sulaiman bin Mani’



    السؤال الثالث والرابع من الفتوى رقم (782) :
    س3: نصه: (عندنا أولاد ونريدهم يتفكرون بما خلق الله سبحانه وتعالى، هل الأرض التي على سطح الماء ماذا يحملها عن الماء، وقالوا: إن الأرض من سبع طبقات، وكل طبقة بها سكان، ومن عرض ما قالوا لنا: إن من طبقات الأرض سجيل أحر من النار يحط- يضع- الله بها أرواح المذنبين والكفار، وقالوا لنا: هاروت وماروت إنهم في الأرض ملائكة معذبين، جزاكم الله خيرا ما هو عذابهم) ؟

    ج3: أولا: ليس هناك أرض على سطح الماء حتى تسأل عما يحملها عن الماء، وإنما فوق الماء الهواء والسماء، وقد تماسكت الكونيات كلها ولزم كل منها مكانه بقدرة الله تعالي، قال الله تعالى: {إِنَّ اللَّهَ يُمْسِكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ أَنْ تَزُولَا وَلَئِنْ زَالَتَا إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ} (سورة فاطر الآية 41) وقد يكون هذا التماسك بسر أودعه الله الكائنات يعرفه من هيأ الله له أسباب معرفته من علماء السنن الكونية وغيرهم، وفي [صحيح البخاري] عن علي رضي الله عنه: «حدثوا الناس بما يعرفون أتريدون أن يكذب الله ورسوله (البخاري (1 / 41) طبعة محمد أوزدمير) » .
    ثانيا: أخبر الله بأن الأرض سبع طبقات فقال: {اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ} (سورة الطلاق الآية 12) الآية، والعلماء الذين قالوا باجتهادهم: أنها طبقات بعضها فوق بعض بينها هواء، ويسكن كل طبقة خلق من خلق الله، مستدلين بقوله تعالى: {يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} (سورة الطلاق الآية 12) الآية، ومنهم من قال: إنها سبع طبقات متلاصقة بعضها فوق بعض، ويستدلون بحديث: «من اقتطع شبرا من أرض طوقه يوم القيامة من سبع أرضين (متفق عليه) » .
    ثالثا: (سجين) من الأمور الغيبية التي يجب علينا أن نمسك عن الخوض فيها إلا بقدر ما بين الله في كتابه أو رسوله صلى الله عليه وسلم، وقد قال تعالى: {كَلَّا إِنَّ كِتَابَ الْفُجَّارِ لَفِي سِجِّينٍ} (سورة المطففين الآية 7) {وَمَا أَدْرَاكَ مَا سِجِّينٌ} (سورة المطففين الآية 8) {كِتَابٌ مَرْقُومٌ} (سورة المطففين الآية 9) فيجب أن نؤمن بذلك ولا نزيد عليه قولا من عند أنفسنا، وإلا وقعنا فيما نهى الله عنه بقوله: {وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ} (سورة الإسراء الآية 36)
    رابعا: هاروت وماروت ملكان من ملائكة الله امتحن الله بهما عباده، ولم يفعلا إلا ما أمرهما الله به، فكانا بذلك مطيعين لله فيما كلفا، ولله أن يختبر عباده ويمتحنهم بما شاء كيف شاء لا منازع له في قضائه وشرعه، قال الله تعالى: {وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ} (سورة البقرة الآية 102) الآية.  وأما أنهما كانا ملكين ومسخا رجلين، وأنهما أساءا بارتكاب المعاصي وحجبا عن السماء، وأنهما يعذبان في الدنيا أو معلقان من شعورهما، فكل هذا وأمثاله من كلام الكذابين من القصاص، فيجب على المسلم ألا يقبله منهم، وأن يتجنب القراءة في الكتب التي ليست مأمونة مثل كتاب [بدائع الزهور في وقائع الدهور] فإن مؤلفه وأمثاله هم الذين يذكرون مثل هذه الافتراءات. والله أعلم.

    وبالله التوفيق. وصلى الله على نبينا محمد، وآله وصحبه وسلم.

    اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
    نائب رئيس اللجنة : عبد الرزاق عفيفي
    عضو : عبد الله بن عبد الرحمن بن غديان
    عضو :عبد الله بن سليمان بن منيع

Ditulis Oleh : Unknown ~ Blog Pribadi Abu Iram Al-Atsary

Selamat, Anda sedang membaca artikel saya yang berjudul Fatwa Lajnah Daaimah No. 782 - Artikel ini diposting oleh Unknown pada hari Sabtu, 18 Februari 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Jangan lupa like ke akun facebook anda untuk berbagi - Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui Buku Tamu Kami. By. Abu Iram Al-Atsary.

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda Disini:

 
© Copyright 2010. yourblogname.com . All rights reserved | yourblogname.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com