Senin, 30 Januari 2012

Curhat Sebelum Bobo

| Senin, 30 Januari 2012 | 0 komentar

Seringkali kita mendengar seseorang berkata :Da'wah ya da'wah jangan menyinggung orang lain, jangan memecah belah umat, jangan bahas perkara khilafiyah, ajak saja manusia untuk beramal, TITIK sambil marah !!! Jangan HUJAT orang lain kalo ga mau saya hujat, jangan menyesat-nyesatkan orang kalo ga mau saya caci, jangan mengkafir-kafirkan orang!!! *SAMBIL MELOTOT*


Komentar abah :
 Kalau saja yang berbicara seperti ini MEMAHAMI sirah nabawiyah, tentu dia takkan berbicara seperti itu, kalau saja dia memahami kaidah vonis umum dan vonis khusus tentu takkan melotot begitu, WHY??

Karena :
1. Tujuan diutusnya para Nabi dan Rasul adalah menyampaikan kebenaran, maka Nabi manakah dan Rasul manakah yang tak dibenci oleh kaumnya yang tersinggung? coba datangkan kisahnya kalau ada... 2. Da'wah Nabi dan Rasul siapa yang tak membuat ummatnya, kaumnya, keluarganya pecah ? Nabi Nuh ? Nabi Luth? Nabi Ibrohim ? Nabi Musa? Nabi Isa? Bahkan Da'wah Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam membuat pecah kaumnya, pecah keluarganya, saling bunuh adik dan kakak, saling bunuh ayah dan anak, bercerai suami dan istri ?? Ihhh Kok sadis sih ?? Eh itu bukan sadis, tapi seleksi manusia mana yang taat atau yang kafir mas mbak...akang eteh, 3. Membahas perkara yang memang benar-benar khilafiyah memang mesti banyak toleransi, tapi jangan perkara yang sudah baku dibuat khilafiyah mas, eteh, akang , mbak, khilafiyahnya suatu perkara itu ada syaratnya, buanyaaaaaak banget syaratnya, kalo memang dipenuhi syarat-syaratnya semisal : 

-Didapati dua dalil yang sama-sama shohih, maka para ulama menempuh "jurus" Tarjih (menguatkan salah satunya) atau kalau tak mempan jurus Tarjih digunakan "Jurus" Jamak (Mengumpulkan dalil-dalil tersebut seraya mendudukan berdasarkan faidahnya masing-masing), nah ini baru perkara khilafiyah, dan ini yang dinamakan medan ijtihadnya para ahli , 'alim yang benar-benar mencapai maqom Ma'rifat eh salah maqom Mujtahid. 

-Lah kalau tak ada dalilnya dan hanya muter-muter sebatas "kayaknya" = "Kan" ini BAIK, ini bukan perkara khilaf mas, mbak, akang, eteh, dan membandingkan Tuh sahabat ini membuat bid'ah, beda dengan Nabi,... Yah ini mah permasalahan yang tak dia fahami , karena apa ?karena apa yang keluar dari para sahabat tidaklah dinamakan sebagai Bid'ah, ini kaidah mas, mbak, karena bid'ah itu finnaar, dan sahabat terkhusus ahli badar mana ada yang vonis sebagai ahli naar?? Allah telah katakan "Mereka ridho kepada Allah dan Allah Ridho kepada mereka..." ini kaidah dasar yang harus difahami ...

- Kalo sahabat boleh begitu , kenapa kita engga? Waduh ini pertanyaan konyol mas, kalau kata para ulama : Siapa ente siapa sahabat? kok tega-teganya mendudukkan diri sejajar dengan sahabat? waduh ini mah terlalu ... sebaiknya kita berkaca, kapan kita ikut PERANG BADAR ? 

- Lah itu Imam anu dan imam ini juga melakukan ??? mau bilang imam ini dan itu finnaar ? Waduh ini makin salah kaprah juga nih mas, mbak , akang, eteh, apa ilmu kita sama dengan imam ini dan itu ? mereka adalah para imam yang telah ma'ruf alias dikenal keilmuannya, bahkan ada yang mencapai derajat mujtahid, lupa ya kalau sudah mencapai derajat mujtahid, maka hasil ijtihadnya kalo bener ya berpahala 2, kalo salah engga dijorokin masuk neraka mas, akang, mbak, eteh, tapi dapat point bonus 1 pahala, lah ente? ane? 

- Kita tidak hanya diperintahkan untuk yang namanya amar ma'ruf alias menyuruh yang baik-baik saja, melainkan ada nahi munkar alias bin melarang perkara munkar saja, kalo cuma diajak shalat tanpa dijelaskan kesalahan-kesalahan shalat, gimana mau bener shalatnya ? maka perkara ini berimbang, ingat deh "Bahwasannya kehancuran ummat - ummat terdahulu lantaran hilangnya perkara amar ma'ruf DAN NAHI MUNKAR, bukan cuma disebut amar ma'ruf mas, mbak, akang eteh... 

- Vonis perbuatan dengan vonis perorangan itu berbeda dalam banyak kasus , kecuali kasus-kasus tertentu saja yang spesifik dengan tuntunan dalil dan keadaan, semisal orang yang faham agama lalu memperolok-olok syari'at, adapun perkara-perkara semisal perbuatan syirik maka ini berbeda, seseorang yang melakukan kesyirikan misalnya, perbuatannya dihukumi syirik, tapi apa lantas menjadikannya sebagai MUSYRIK TULEN ?? ENGGA mas, mbak, akang eteh, mengapa ??

Karena ada syaratnya yaitu diantaranya :
1)harus bebas dari kebodohan / baligh / tidak idiot / berakal
2)menyengaja bukan  karena terpaksa / dipaksa
3)Bebas dari keragu-raguan / Syubhat

Nah itu diantaranya, inilah beberapa kaidah penting dan dasar da'wah salafiyyah yang dulu juga saya SERANG DAN BANTAI ABIZ, gara-gara JAAHIIL atas kaidah-kaidahnya dan hanya termakan euceuk, beja, ceunah alias bin kabar burung saja, bergaul dengan ahli syubhat yang berkata begini dan begitu tanpa pernah baca-baca kitab-kitabnya para ulamanya secara tuntas, menukil mengambil fatwa sepotong untuk dijadikan fitnah, padahal dikitab lain ada penjelasan rinciannya ... Allahu A'lam ... ini mah sekedar curhatan saja mas, mbak, akang, eteh ... maaf ya kalo bahasanya kasar, karena saya makhluk kasar... tapi berhati lembut .. walau bukan lelembut... 

Makasih dah mau baca curhatan saya... 

Ditulis Oleh : Unknown ~ Blog Pribadi Abu Iram Al-Atsary

Selamat, Anda sedang membaca artikel saya yang berjudul Curhat Sebelum Bobo - Artikel ini diposting oleh Unknown pada hari Senin, 30 Januari 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Jangan lupa like ke akun facebook anda untuk berbagi - Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui Buku Tamu Kami. By. Abu Iram Al-Atsary.

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda Disini:

 
© Copyright 2010. yourblogname.com . All rights reserved | yourblogname.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com