Selasa, 07 Februari 2012

Jawaban Terhadap Pluralisme 1

| Selasa, 07 Februari 2012 | 0 komentar

Akhir-akhir ini beredar pema-haman yang menggoyahkan keimanan, mengaburkan, dan membuat keragu-raguan (tasykik) dalam dada Muslimin. Maka diacak-acaklah bibit fitrah keimanan kaum terpelajar bahkan eksekutif —yang kondisi ekonominya mapan dan ingin mencari kedamaian lewat agama — dengan trik-trik yang cukup memukau, namun sebenarnya adalah racun penghapus keimanan. Yaitu di
antaranya ditawarkan faham-faham yang membabat Islam, misalnya faham pluralisme yang menganggap semua agama itu sama saja, tujuannya sama, semua mengajarkan kebaikan, semuanya masuk surga, sama dan sejajar, paralel, dan kita tidak boleh memandang agama lain dengan kacamata agama kita sendiri. Dengan tawaran yang tampaknya toleran, adil, humanis, dan sesuai dengan kondisi itu, si Muslim yang awam yang telah terseret ke penawaran ini kemudian masuk ke jerat yang mencopot keimanan tanpa terasa. Sehingga, sebenarnya fahamnya telah berbalik dari faham fitrah Islami menjadi faham yang membuang Islam dan mengakui semua agama itu sama. Dan itulah titik temu dari faham pluralisme yang dicanangkan oknum Nasrani, John Harwood Hich dalam bukunya God and the Universe of Faiths (1973), dan faham tokoh sufi/ tasawuf sesat Ibnu Arabi (560- 638H/1165-1240M) yang menca-nangkan Wihdatul Adyan, penyatuan agamaagama, di samping faham kemusyrikan bikinan Ibnu Arabi yang terkenal dengan sebutan wihdatul wujud , menyatunya kawula (hamba) dengan Gusti (Tuhan).

Dianggapnya itu adalah maqom (tingkatan) tertinggi, padahal justru itulah tingkatan yang paling jauh sesatnya, karena telah musyrik sekaligus kafir.

Masalah pencampur adukan antara yang haq dengan yang batil itu adalah puncak pengaburan, sehingga tidak jelas lagi batilnya. Padahal di dalam Islam, seseorang hanya mengaburkan jati dirinya yang mestinya laki-laki namun meniru-niru perempuan atau perempu-an namun meniru-niru laki-laki saja sangat dilaknat.

Namun kini pengaburan-pengaburan itu bukan sekadar penga-buran jenis kelamin,namun bahkan pengaburan agama Islam sebagai satu-satunya agama yang diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala .

Paradigma plural (pluralisme): Setiap agama adalah jalan keselamatan. Perbedaan agama satu dengan yang lain, hanyalah masalah teknis, tidak prinsipil. Pandangan plural ini tidak hanya berhenti pada sikap terbuka, melainkan juga sikap paralelisme. Yaitu sikap yang memandang semua agama sebagai jalan-jalan yang sejajar. Dengan itu, klaim kristianitas bahwa ia adalah satu-satunya jalan (paradigma
ekskulsif) atau yang melengkapi jalan yang lain (paradigma inklusif) harus ditolak demi alasan-alasan teologis dan fenomenologis (Rahman: 1996). (Abdul Moqsith Ghazali, Mahasiswa Pascasarjana IAIN Jakarta, Media Indonesia, Jum'at 26 Mei 2000, hal 8).

Dalam ayat berikut ditegaskan, yang artinya: "Sebahagian diberiNya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk." (QS Al-A'raf: 30).

Kita tanyakan kepada kaum pluralis. Kalau menurut pandangan pluralis: Bahwa semua agama itu sama, sejajar, hanya beda teknis; Ini apakah artinya, semua itu tidak ada yang mendapat petunjuk? Ataukah tidak ada yang sesat? Ataukah semuanya mendapat petunjuk, atau semuanya sesat? Apakah Semuanya tunduk kepada Allah, ataukah semuanya tunduk kepada syetan?

Jelas-jelas paradigma pluralis itu bertentangan dengan ayat. Dan juga bertentangan dengan do'a kita setiap shalat, yang artinya: "Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni'mat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai (Yahudi), dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat (Nasrani)." (Al-Fatihah: 6,7).

Ditulis Oleh : Unknown ~ Blog Pribadi Abu Iram Al-Atsary

Selamat, Anda sedang membaca artikel saya yang berjudul Jawaban Terhadap Pluralisme 1 - Artikel ini diposting oleh Unknown pada hari Selasa, 07 Februari 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Jangan lupa like ke akun facebook anda untuk berbagi - Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui Buku Tamu Kami. By. Abu Iram Al-Atsary.

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda Disini:

 
© Copyright 2010. yourblogname.com . All rights reserved | yourblogname.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com